Tulisan kali ini penulis akan mengangkat judul mengenai kekejaman GP Ansor. Kejamkah GP Ansor? bagi mereka yang pernah berurusan dengan GP Ansor dan kalah dalam urusan itu serta bagi mereka yang mencoba mengganggu stabilitas dan kesatuan Negara ini mungkin akan mengatakan "GP Ansor memang kejam, tidak memberikan kesempatan bagi kami untuk ber-improvisasi menjalankan rencana kami untuk merusak keutuhan bangsa ini". Sejarah telah mencatat bagaimana kejamnya Ansor terhadap mereka yang ingin merusak keutuhan bangsa ini. Tanpa ampun GP Ansor membumi hanguskan dan mencabut orang-orang ini dari akarnya.
Sejarah mencatat 10 Oktober 1965 Ansor dan Banser terlibat perang dengan PKI, Tragedi berdarah Ansor dan Banser dalam menumpas PKI. Tepatnya di Malang, Ansor dan Banser menurunkan semua papan nama PKI beserta ormas-ormasnya. Hari itu juga, tokoh-tokoh PKI di daerah Turen mulai diserang oleh Ansor dan Banser. Diantara tokoh PKI yang terbunuh saat serangan itu adalah Suwoto, Bowo, dan Kasiadi. Kawan akrab Bowo yang bernama Palis karena takut dibunuh oleh Banser malah bunuh diri duluan di Pekunuran Desa Pagedangan.
11 Oktober 1965 Ansor dan Banser beserta Santri dari berbagai Pesantren di Tulungagung menyerang PKI di kawasan Pabrik Gula Mojopanggung. Kader Ansor dan banser yang saat itu baru berumur 13-16 tahun berhasil para jagoan PKI yang berjumlah 3.000 orang. Pada tanggal 12 Oktober 1965 sekitar 3.000 kader Ansor dan Banser mengadakan Apel siaga di alun-alun Kediri. setelah apel usai mereka bergerak menurunkan papan nama PKI beserta ormas-ormasnya di sepanjang jalan yang mereka lewati. Di Markasnya di Desa Burengan, PKI telah siaga dengan 5.000 anggotanya. Terjadi bentrokan berdarah dalam bentuk tawuran massal. Ansor dan Banser yang dipimpin oleh Bintoro, Ubaid dan Nur Rohim itu berhasil membunuh 100 orang PKI sedangkan di pihak Ansor dan Banser tidak ada korban jiwa sama sekali.
Tidak hanya itu, pada tanggal 13 Oktober 1965, sekitar 10.000 orang PKI di Kecamatan Kepung, Kediri melakukan unjuk kekuatan apda pemakaman Sikat tokoh PKI yang tewas dalam peristiwa di Burengan. Mereka membalas dendam kepada dua orang santri dari pondok Kencong yang akan pulang ke desanya. kedua santri itu di cincang, dan dikubur hidup-hidup. Kematian dua orang santri yang masih remaja itu menyulut amarah Ansor dan Banser. tapi mereka belum berani masuk dan menyerang PKI di Desa Dermo, karena kedudukan PKI di daerah itu yang sangat kuat. Akhirnya Banser setempat meminta bantuan Banser dari Pondok Tebuireng, Jombang. Mereka masuk dengan menggunakan 5 Truk ke Desa itu. Truk mereka diberi tulisan BTI (Banser Tebuireng). PKI menyangka BTI yang ditulis itu adalah Barisan Tani Indonesia salah satu ormasnya PKI. walhasil bagaikan siasat "Sunyi senyap Menyerang", pertahanan PKI di Desa Dermo yang terkuatpun berhasil dihancurkan dari dalam. Terkahir dalam bulan November - Desember, diadakan Operasi pagar betis dimana Ansor dan Banser menurunkan 20.000 kadernya untuk menagkap dan manumpas PKI, saat itu personil Angkatan Darat hanya 21 Personil. Kejam sekali kau Ansor!
Tahun 2017 GP Ansor dan Banser berhasil menghalangi dan menumpas salah satu pengosong Khilafah di Indonesia, ya benar Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Organisasi ini berhasil ditumpas oleh GP Ansor dan Banser karena berniat dan sangat "ngotot' ingin mengusung Khilafah di Indonesia. Tapi penaklukan kali ini tidak lagi lewat tragedi berdarah, tapi dengan cara yang lebih elegan "Diplomasi". Sebagaimana penyampaian Gus Yaqut (Panglima tertinggi GP Ansor dan Banser) : Ansor tidak akan pernah berhenti menjaga Indonesia dari semua gerakan yang mengancam persatuan dan keberagaman Indonesia. Memecah belah umat beragama, merongrong NKRI, dan gerakan yang ingin Menegakkan Khilafah, akan berhadapan dengan GP Ansor.
Kita tidak perlu berkecil hati ketika dicibir, dihujat dan difitnah. Niat kita tulus, lurus dan baik. Kita hadapi mereka dengan santun, dengan cara tetap pada Niat awal menjaga Bangsa, Negara dan Agama. Itulah cara kita membalas fitnah mereka. (DP)
0 comments:
Post a Comment
silahkan berkomentar secara beradab dan sesuai dengan topik pembahasan