Surat kecil untuk Idris Latodjo,
Hari ini seorang Druz membuat GP
Ansor Sulawesi Utara geram. Bagaimana tidak? Kelakuannya di Media Sosial hari
ini memperlihatkan sebuah kemundurannya dalam bersosial. Jarinya yang gatal dan
hatinya yang diselimuti kebencian mengomentari kiriman sebuah akun yang
membagikan berita Kyai Said Aqil Siradj (ketua Umum PBNU) dalam menanggapi kebusukan tim MCA. Dalam
komentarnya Druz mengatakan (maaf) “Kyai Said Sampah”. Jujur dimata kami selaku
kader penghinaan yang dilakukan oleh Druz memperlihatkan bagaimana kualitas
dirinya.
Melihat penghinaan ini membuat GP
Ansor Sulawesi Utara bergerak cepat. Tim Cyber Ansor Sulawesi Utara langsung
melacak keberadaan si penghina Kyai. Semua jaringan digunakan mulai dari
Teknologi sampai pada jaringan orang-orang terdekat si penghina. Akhirnya tim
cyber GP Ansor Sulawesi Utara berhasil menemukan alamat penghina, alamatnya di
Daerah Bolaang Mongondow Utara, alamatnya di tempat tinggalnya sekarang Manado,
dan Latar Belakangnya. Informasi ini membuat GP Ansor lebih mudah bergerak
untuk menemui si Penghina Kyai.
Tidak lama waktu berselang, masuk
sebuah postingan gambar di grup GP Ansor mengenai permohonan maafnya si Druz. Dalam
postingan gambar itu ia menyampaikan permohonan maaf karena semalam dia
berkomentar yang tidak sepatutnya kepada Kyai Said. Hal itu dia lakukan karena
sudah dipengaruhi oleh minuman keras. Dia merasa bersalah karena perbuatannya
yang didasari oleh sebuah kekhilafan. Namun bagi GP Ansor permohonan maaf ini
belum lah resmi mengingat penghinaan yang telah dilakuakn oleh Druz kepada Kyai
Said. Permohonan maaf yang dilakukan hanya dikomunikasikan dengan salah seorang
kawannya di GP Ansor, dan dalam pesan itu dia menanyakan Bagaimana cara untuk
minta maaf?. GP Ansor hanya akan menunggu dan menerima permohonan maaf secara
resmi Druz, selemah-lemahnya iman sampaikan permohonan maaf resmi lewat akun
Facebook mu, tapi jika kau menemui Pengurus GP Ansor Sulawesi Utara dan
memohonkan maaf secara langsung, saya kira itu lebih manusiawi dan beradab.
Perlu diingat olehmu Druz,
bagaimanapun kau menghina Kyai Said, tidak akan sekalipun menurunkan
kemuliaannya dimata kami dan mata masyarakat Indonesia. Kau adalah orang yang
kesekian yang berprestasi dalam hal menghina Kyai Said. Sebelum kau sudah
banyak yang menghinanya, namun orang-orang sebelum mu itu memohonkan maafnya
secara langsung. Mereka menunjukkan sebuah tanggungjawab sebagai seorang
manusia. Mereka sadar dan malu Druz ketika menghina Kyai said mereka malu pada
dirinya sendiri, malu pada masyarakat, malu pada orang-orang terdekat mereka,
mengapa orang yang sekolah seperti tidak pernah sekolah? Seharusnya penghinaan
itu tidak keluar dari mulut seorang yang berilmu. Semoga ini menjadi pelajaran
bagimu Druz bahwa sebelum bertindak alangkah eloknya jika kita berpikir lebih
dahulu. Ditunggu permohonan maaf secara resmi mu Druz, dan ingat jangan
diulangi lagi.
0 comments:
Post a Comment
silahkan berkomentar secara beradab dan sesuai dengan topik pembahasan