Tuesday, February 27, 2018

TAUBATNYA SEORANG PEMUDA KARENA ANSOR

0 comments
TAUBATNYA SEORANG PEMUDA KARENA ANSOR
Salah satu Postingan pada Akun FB beberapa Tahun lalu

Sebuah kisah nyata dari Kotamobagu, bagaimana penulis pernah juga menjadi bodoh ketika berpikir. Beberapa tahun yang lalu penulis pernah sangat termotivasi untuk menjadi jihadis. Seperti ada sesuatu yang "Cool" atau keren dibenak penulis ketika membayangkan memegang senjata dan menempelkan bom ditubuh sendiri. Penulis merasa seperti sudah sangat berkorban untuk Agama. 

Hal ini terjadi ketika penulis menginjakkan kaki pada bangku Sekolah Menengah Atas dulu. umur muda dan cara pikir yang sempit kala itu. Penulis pernah sangat Ngefans sama Osama Bin Laden dan Abu Bakar Ba'asyir. Pemikiran seperti ini terus berlanjut sampai penulis menginjakkan kaki di bangku perkuliahan. Bahkan di laptop penulis banyak mengoleksi video bom bunuh diri oleh para Jihadis. Penulis masih ingat mereka meneriakkan Dua Kalimah Syahadat sebelum mem-bom pasar dan tempat ramai lainnya. Dihati penulis bergumam "Mati Kalian wahai Kafir". Penulis yakin Faktor didikan dan pergaulan yang melatar belakangi ini semua. Masa ini adalah masa ketika penulis mengalami proses kesalahan berpikir dalam hidup. 

Beruntung bagi penulis, pemikiran seperti ini tidak berlanjut. Saat kuliah Penulis memilih bergabung dengan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Penulis sangat serius untuk menimbah ilmu di Organisasi ini. Inilah awal mula penulis mengenal Ahlusunnah wal jama'ah dan Nahdlatul Ulama. Penulis mulai aktif Ngelmu perihal Nahdlatul Ulama dan Aswajah-nya. Ngelmu inilah yang menuntun penulis kepada Gerakan Pemuda Ansor. Sebuah Gerakan Pemuda yang didirikan oleh Nahdlatul Ulama dan mempunyai tugas membentengi Aqidah Ahlusunnah wal Jama'ah An-nahdliyah. Kiblat pemikiran penulis yang tadinya Sporadis dan Jihadis bergeser dan berubah menjadi Historis, Kontekstual, Tasamuh dan Moderat.  Didalam GP Ansor penulis belajar memahami sesuatu berdasarkan Asbab dan Sejarah. 

GP Ansor dan Nahdlatul Ulama, mengajarkan penulis banyak hal. Wadah ini merubah cara pandang penulis kepada mereka yang penulis anggap "Kafir" dulu dan Wadah ini juga yang mengajari penulis bagaimana bersikap kepada sesama kita umat Muslim. Kecerdasan Kyai dan Ulamanya yang disampaikan dengan teduh dan damai membuat Penulis dan Kader Ansor lainnya menjadi lebih dingin ketika memecahkan suatu masalah.  Akhirnya penulis merasa tersesat dijalan yang benar, GP Ansor adalah jalan lurus yang penulis pilih dalam bergerak dan berjuang. GP Ansor melapangkan cara pikir penulis dari cara pikir yang sempit. Tiada keraguan bergabung dengan GP Ansor, Tiada penyesalan bergabung dengan GP Ansor. Untuk itu Penulis mengajak kepada Pemuda lainnya yang belum bergabung agar mari bergabung bersama GP Ansor sebelum tersesat lebih jauh. 

Karena di GP Ansor kita bersahabat lebih dari Kerabat!

(Dani Paramata)




0 comments:

Post a Comment

silahkan berkomentar secara beradab dan sesuai dengan topik pembahasan