Jarimu harimaumu, mungkin itu pepatah yang cocok disematkan
kepada Kadir Rumoroy salah satu Aleg Kotamobagu dari Partai Keadilan Sejahtera .
Bagaimana tidak karena ulahnya membagikan sebuah postingan video yang telah
melalui proses pengeditan di akun Facebooknya yang dimana video tersebut
terindikasi mengandung hinaan, fitnah, dan berita bohong (Hoax) yang ditujukan
kepada KH. Said Aqil Siradj (Ketum PBNU), Aleg yang sering disapa abah Arul ini
pun kini berhadapan dengan Gerakan Pemuda Ansor yang tidak lain adalah Badan
otonom dari Nahdlatul Ulama.
Didalam video yang berdurasi kurang lebih 2 menit tersebut,
memperlihatkan bagaimana Kyai Said sedang memberikan Tausiyah dihadapan Nahdliyin saat Harlah NU ke-94 di Jepara. Dalam kesempatan itu, Ketum PBNU
mengkritik orang-orang islam yang cenderung menjadikan agama jadi budaya. Harusnya,
menurut Kyai Said budaya adalah pelengkap orang islam dalam beragama.
Sebagaimana dikutip dari situs Muslimoderat.net, didepan
puluhan ribu Nahdliyin Kyai Said berkata “Kalau budaya kita sekarang, agamanya
dijadikan infrastruktur, budayanya diatas, “ngko
bakale nganggo gamis (nanti pakaiannya gamis) budayane wong arab. Kalau kita
tidak. Nganggone batik, sarung, Kanggo Sholat. Budaya seharusnya untuk
agama. Justru sekarang sebaliknya Agama jadi budaya. Menggunakan gamis seperti
kanjeng nabi tapi Demonstrasi. Tambah Kyai said, Inilah yang saya maksudkan
dengan Islam Nusantara, Islam yang menghormati budaya. Bukan saja menghormati,
bahkan melestarikan budaya, jika budaya kita kuat, maka kita bangun agama jadi
lebih kuat.
Pernyataan diatas menurut Kyai Said dimaksudkan kepada
mereka yang melakukan demonstrasi menggunakan gamis, meneriak kan takbir dengan
penuh kesombongan, yang sebenarnya ini justru merusak citra islam itu sendiri.
jika gamis adalah pakaian Rasulullah maka gunakan ia sebagai pelengkap
keimananmu bukan untuk kedok memuluskan niat politis semata. Makanya lebih baik
menggunakan batik tapi untuk beragama daripada gamis tapi untuk demonstrasi. Dan kyai
Said mengetahui siapa yang menggerakkan para demonstran itu. Jadi jelaslah
dalam video itu Kyai Said tidak menghina gamis seperti yang tertulis dalam
penggalan video yang telah diedit itu. Justru Kyai Said menkritisi pembelokan
maksud pemnggunaan gamis itu sendiri. Inilah maksud tersirat yang ingin disampaikan oleh KH. Said Aqil Siradj.
Namun sayang, maksud dari video itu tidak sampai kepada
bung Kadir. Dengan ringan jari ia membagikan postingan yang justru telah jauh
dari maksud penyampaian tausiyah Kyai Said. Anehnya, setelah ditegur oleh salah
satu kader Ansor, beliau dengan cepat menghapus postingan itu dengan alasan Ukhuwah.
Sampai kapan Label Islam digunakan untuk menyebarkan Kebohongan? Seorang Aleg
tidak mungkin beliau tidak mengetahui kalau itu adalah video editan dan berisi
konten hoax. Dengan tanpa tabayyun/klarifikasi beliau langsung membagikan
postingan itu yang langsung ditanggapi oleh kalangan masyarakat.
Untuk itu, melalui tulisan ini, saya ingin memberitahukan bahwa
Kader Ansor dari tingkatan Pusat, Wilayah dan Cabang, menuntut permintaan maaf
secara resmi dari Kadir Rumoroy, berjanji dengan sepenuhnya untuk menggunakan
media sosial dengan santun, dan jika dalam 1x24 jam tuntutan ini tidak di
indahkan sama sekali, maka kami akan menempuh jalur hokum. Kami menyayangkan
panutan masyarakat yang bermental hoax. Bukan menjadi produsen hoax namun
pembantu penyebar hoax. GP Ansor mendukung Kotamobagu tanpa Hoax. (DP)
0 comments:
Post a Comment
silahkan berkomentar secara beradab dan sesuai dengan topik pembahasan