Sunday, February 25, 2018

SEJARAH ASAL MULA TASBIH

0 comments
Sejarah Asal mula Tasbih

Tasbih merupakan salah satu benda yang tidak pernah lepas dari kita saat kita berdzikir. benda ini terdiri dari beberapa butir yang terbuat dari kayu atau benda lainnya, yang dibuat melingkar dan jumlahnya sesuai dengan bacaan dzikir yakni 33 atau 99 kali putaran. kali ini saya akan mengulas sedikit tentang Sejarah asal mula Tasbih yang akan kita awali dengan sedikit penjelasan tentang biji tasbih.
Biji tasbih (Misbahah/subhah) atau orang Sufi menyebutnya Mudzakkirah billah (pengingat kepada Allah), merupakan alat yang digunakan ketika kita mengucapkan bacaan tasbih secara berulang-ulang. Biji tasbih dibuat dari kayu-kayuan namun ada juga biji tasbih yang terbuat dari biji zaitun. umumnya seutas tasbih terdiri dari 99 biji tasbih yang menandakan Asmaul Husna yang berjumlah 99 nama Allah SWT. dalam tradisi Islam, tasbih digunakan untuk berzikir, terutama ketika selepas shalat. Jadi, tasbih dibagi menjadi tiga kelompok yang masing-masing berjumlah 33 biji tasbih. Hal ini sesuai dengan tuntunan zikir selepas shalat, yakni 33 kali kalimat subhanallah, 33 kali alhamdulillah, dan 33 kali Allahu akbar.
Asal muasal benda ini masih simpang siur. Tidak ada sumber resmi yang menerangkan asal muasal tasbih. Ada literatur umat Budha menggunakan media semacam tasbih dengan hitungan sebanyak 180 butir. Syekh Bakr bin Abdillah Abu Zaid dalam Da’iratul-Ma’arif Al-Islamiyyah 11/233-234 dan Al-Mausu’at Al-‘Arabiyyah Al-Muyassarah 1/958 menyebut alat serupa tasbih juga digunakan dalam agama Katolik. Bedanya, tasbih kaum Katolik hanya terdiri dari 50 biji.
Ulama berbeda pendapat dalam menyikapi penggunaan tasbih. Ada ulama yang memperbolehkan tasbih untuk berzikir namun ada juga yang menolaknya. Bagi ulama yang menolak, tasbih bukan tradisi yang berasal dari Islam.
Pada zamannya, Rasulullah saw, untuk menghitung bacaan dalam berdzikir digunakan jari-jari, kerikil-kerikil, biji-biji kurma atau tali-tali yang disimpul.
رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم يعقد التسبيح بيمينه (رواه أبو داود)
“Pernah kulihat Nabi saw menghitung bacaan tasbih dengan tangan kanannya”.
Ulama membolehkan  untuk menghitung dzikir dengan jari seperti dalam hadis tersebut bukan berarti mengharamkan cara lain. Dalam sejumlah hadis lain didapati, para shahabiyah juga mempergunakan media seperti batu dan biji kurma untuk menghitung dzikir.
Rasulullah saw. juga pernah menganjurkan para wanita untuk bertasbih dan bertahlil serta menghitungnya dengan jari-jemari, sebagaimana hadis dikeluarkan oleh Ibnu Syaiban, Abu Dawud, At-Turmudzi, dan Al-Hakim sebagai berikut:
عليكن بالتسبيح والتهليل والتقديس واعقدن بالأنامل فإنهن مسؤلات مستنطقات ولاتغفلن فتنسين الرحمة
“Wajib atas kalian untuk membaca tasbih, tahlil, dan taqdis. Dan ikatlah (hitungan bacaan-bacaan itu) dengan jari-jemari. Karena sesunggunya jari-jari itu akan ditanya untuk diperiksa. Janganlah kalian lalai (jikalau kalian lalai) pasti dilupakan dari rahmat (Allah)”
Sahabat lain seperti Abu Hurairah RA juga mempergunakan media lain untuk berdzikir. Seperti diriwayatkan Abu Dawud, Abu Hurairah sebuah kantong berisi batu kerikil yang ia gunakan untuk berdzikir. Abu Syaibah yang mengutip hadis Ikrimah juga mengatakan, bahwa Abu Hurairah mempunyai seutas benang dengan bundelan seribu buah. Ia baru tidur setelah berdzikir dua belas ribu kali. Tidak ada seorangpun yang mengetahui balasan amalan seseorang melainkan DIA yang menciptakan kita.

Terimakasih karena telah membaca Artikel mengenai Sejarah Asal Mula Tasbih, jangan lupa ikuti terus halaman ini untuk mendapatkan artikel-artikel islami lainnya.




0 comments:

Post a Comment

silahkan berkomentar secara beradab dan sesuai dengan topik pembahasan